Geledah Dini "Imaji” dan “Obsesi" yang Terbentur Belenggu Seksualitas Film Dear David
Geledah Dini "Imaji” dan “Obsesi" yang Terbentur Belenggu Seksualitas Film Dear David
Penulis : Dimas Ramadhiansyah
Dear David (2023) adalah film panjang karya Lucky Kuswandi yang dirilis secara global melalui platform Netflix pada 9 Februari 2023. Film yang mengambil latar belakang lingkungan sekolah dan pendidikan ini sempat menduduki trending di beberapa media sosial seperti Twitter dan Instagram hingga memuncaki Top 10 Indonesia di Netflix.
Bercerita tentang Laras yang diperankan oleh Shenina Cinnamon, seorang siswi sekolah menengah atas dengan segudang prestasi dari segi akademis hingga non akademis yang ia miliki. Laras gemar menulis terutama cerita fantasi provokatif mengenai orang yang disukainya yaitu David yang diperankan oleh Emir Mahira. Namun, suatu hari kisah yang seharusnya menjadi draft pribadinya tersebar begitu saja dan viral di lingkungan sekolah,
Menjadi film ketiga garapan Lucky Kuswandi yang bekerja sama dengan Netflix setelah debut perdananya di film Ali & Ratu Ratu Queens (2021), film Dear David yang selanjutnya dalam tulisan ini akan ditulis film David, tentunya memiliki sejumlah ekspektasi di benak masyarakat. Lantaran penggunaan kata kunci awal yang menarik perhatian masyarakat dengan mengangkat isu yang sedang marak di Indonesia, yakni remaja, pendidikan, dan kebebasan.
Keberanian film David dengan mengambil premis yang menantang namun segar tersebut memang membuat beberapa ketertarikan oleh para sineas-sineas perfilman di Indonesia. Sebut saja salah satunya Joko Anwar, yang mengapresiasi skenario dari film David ini dengan menghadirkan premis yang relevan dengan dunia saat ini dan bukan saja di dunia remaja.
Dalam artikel yang dikutip cewekbanget.grid.id, Joko Anwar menyebut bahwa sutradara Lucky Kuswandi dengan pintar menghindari klise yang biasa terjadi di film remaja Indonesia sehingga membuat penonton terikat dengan karakter yang ada di film. Penggambaran semua menurutnya berhasil dibawakan dengan kesan yang kuat dan fresh sehingga bagaimana utamanya dari dua tokoh utama film ini yang terlihat lebih realistis.
Angin segar tentang bagaimana kisah percintaan remaja di Indonesia bukanlah menjadi suatu kajian yang baru. Sebut saja film-film awal tahun 2000an seperti Ada Apa Dengan Cinta (2002) yang sampai saat ini berkembang pada film-film serupa dengan skenario adaptif seperti Surat Cinta Untuk Starla (2017), Dilan 1990 (2018), atau Dua Garis Biru (2019). Beberapa film tersebut menghadirkan satu kesamaan pada kata kunci premis yaitu menghadirkan kisah cinta pada masa remaja.
Dilihat pada bagaimana tren produksi genre film drama Roman di Indonesia, maka dapat dilihat bahwa film-film dengan genre ini memiliki daya tarik tersendiri bagi penonton yang berada dalam usia muda, terutama remaja, karena ceritanya yang mengangkat tema-tema yang relevan dengan kehidupan remaja modern, seperti kisah percintaan, persahabatan, keluarga, ataupun film dengan kisah perjuangan dalam mencari jati diri. Namun film David berani dalam menghadirkan sebuah eksplorasi genre baru dengan mengangkat isu yang jarang sekali diambil dan diangkat kedalam sebuah film, yakni tentang imajinasi dan eksplorasi seksualitas remaja. Ditengah gempuran film-film remaja yang notabene lebih sering menghadirkan premis dengan cerita tentang kehidupan cinta monyet remaja sekolah menengah.
Imaji dan Obsesi ‘Laras’ yang Related dengan Anak Muda
Dari awal rilisnya video trailer resmi film David ini, yang terlintas dalam benak penulis adalah “serius”? Karena memang belum banyak dan bahkan terbilang baru film David yang menghadirkan debut perdana dengan mengangkat isu seksualitas dan imajinasi remaja yang dituangkan dalam sebuah tulisan fiktif. Tentu dalam dunia nyata saat ini, banyak dijumpai kasus atau lebih layaknya sebagai tren tulisan-tulisan fiktif yang berasal dari obsesi dan imajinasi penulisnya terhadap seseorang yang disukainya.
Sebut saja dalam ranah media sosial, Twitter menjadi salah satu medium hits saat ini yang mampu menjadi ruang bagi para penggunanya untuk menuliskan cerita-cerita imajinatif yang seringkali disebut AU (Alternative Universe). AU sendiri menurut Urban Dictionary adalah alternative semesta lain yang digunakan dalam komunitas atau kelompok penggemar fan fiction untuk menulis tentang idolanya yang terkenal dan membuatnya menjadi tidak terkenal layaknya orang biasa yang menjalani hidup normal. Selain itu, dengan mengganti latar belakang Idola mereka dengan latar belakang membuat tulisan-tulisan AU jauh terlihat lebih dekat dan dapat dirasa sangat relatable dengan pembaca.
Cerita Laras yang kearah pada keadaan realitas remaja saat ini tentunya sangat dapat diapresiasikan. Lantaran bahwa hal tersebut bukanlah suatu hal yang dapat dinilai jelek ataupun buruk. Tetapi, karena dihadapkan pada kondisi stigmatis seorang siswi yang pintar dan berprestasi, kenyataan pahit yang tergambarkan pada kondisi Laras mampu mengangkat realita seluas-luasnya akan keadaan untuk tetap menjaga martabat diri sekalipun berada pada puncak kesuksesan. Stigma masyarakat yang bernotabene kan pada lingkaran sikap yang berujung pada ‘ke-jaim-an’ mengharuskan siapapun yang berada pada takaran berada, dianggap, hingga sukses harus mampu menjaga imej diri mereka dengan baik dan berperilaku sesuai dengan norma dan moral yang berlaku.
Namun, apabila dikembalikan pada maksud dan pemaknaan dari norma dan moral tersebut, nyatanya kondisi yang ada di masyarakat masih mempertanyakannya. Apa yang dianggap baik dan buruk belum tentu antara satu orang dengan orang lainnya memiliki persepsi yang sama. Sekalipun norma berjalan sesuai dengan budaya perilaku suatu masyarakat dan moral sebagai pedoman bagi perilaku dan tindakan seseorang, namun dalam aplikasinya, baik norma dan moral dapat dikombinasikan sebagai prinsip pribadi yang dibuat, dipercayai, dan diterima oleh setiap individu.
Sehingga bagaimanapun, sosok Laras dalam film David ini sebenarnya bukanlah figur yang terbentur pada kehakiman tentang larangan hingga hal yang tabu bagi seorang yang berada pada fase remaja, utamanya terkait konsern dalam hal kreativitas untuk membuat suatu karya dari apa yang ia sukai. Bagi Laras, sekalipun ia memahami bahwa masih ada takaran yang tabu bagi dirinya untuk menuliskan cerita-cerita fiksi dewasa tentang David dalam blog yang ia punya, namun ia juga memahami bahwa dapat lebih menghantam dirinya apabila menyalurkan hasrat dan keinginannya secara langsung kepada David.
Ranah Seksual dan Keterbatasan pada Belenggu Kebebasan
Terbentur dengan realita masih tabunya hal-hal berbau seksual di benak masyarakat membuat sosok Laras berakhir pada ‘jalan rahasia’ untuk menyalurkan hasrat seksualnya kedalam tulisan. Padahal secara normal, memiliki imajinasi ataupun fantasi seksual dalam fase remaja adalah hal yang normal bahkan wajar.
Penggunaan fantasi dan imajinasi seksual dapat menjadi suatu indikasi bahwa seseorang tersebut memiliki hasrat seksual yang berkembang dengan baik. Bedanya, dalam fase remaja ini, hasrat yang timbul adalah berasal dari dorongan dalam diri seseorang untuk mengekspresikan bentuk imajinasi dan persepsinya terhadap seseorang yang dianggapnya menarik. Perlu digaris bawahi pula bahwa hasrat yang dimaksudkan tidak selamanya berakhir melalui aktivitas seksual.
Terlebih di era modern saat ini, masih banyak ditemukan bagaimana ranah pendidikan seksual masih dan tetap dianggap sebagai suatu hal yang ‘tabu’ dan berujung pada takhayul semata. Yang padahal hal tersebut dapat menjadi hak individu untuk mengetahuinya.
Belenggu kebebasan seksual seringkali datang dari norma-norma sosial yang masih kental di masyarakat. Meskipun pada satu sisi, masyarakat menuntut kebebasan seksual, namun pada sisi lain, mereka tetap menetapkan batasan-batasan tertentu.
Titik balik fakta bahwa selama inilah Laras yang menuliskan cerita-cerita imajinya tentang David menjadi momentum dimana bagi sebagian besar penonton, atau mungkin termasuk penulis cukup disayangkan. Kehakiman yang diharapkan untuk diciptakan bahwa ranah kekerasan seksual berbentuk digital yang dialami David hanya digantikan dengan permohonan untuk membantu dirinya (David) mendapatkan cinta Dilla cukup membuat tertegun. Narasi awal yang berusaha untuk dibangun dalam film David ini mengenai bagaimana kehidupan seorang siswi berprestasi yang harus terjegal karena isu kekerasan seksual dalam bentuk digital berakhir pada pembangunan sisi romantis yang berusaha mengabaikan isu awal dari jalannya film David ini. Meskipun Laras adalah seorang penulis dan David hanyalah tokoh fiksi dalam ceritanya, namun cerita tersebut mencerminkan kekerasan seksual yang terjadi dalam kehidupan nyata. Kehadiran David seharusnya menjadi pemicu untuk membahas isu kekerasan seksual dalam ranah digital, bukan hanya tentang keinginan romantisnya dengan Dilla.
Apa yang menjadi bentuk kebebasan disini berujung pada maksud “kebebasan berekspresi”. Dalam konteks sosial, yang dapat dilihat bahwasannya bentuk kebebasan baik dalam hal berbicara, menulis, ataupun aksi-aksi kebebasan lainnya juga memiliki batasan. Batasan yang dapat terlihat seperti pada konten-konten yang mengandung unsur kekerasan, pelecehan, atau diskriminasi tidak boleh dipertahankan dan harus dihindari, karena dapat merugikan suatu individu atau kelompok tertentu.
Sadar dan tidak disadari bahwa banyak dari kita dalam kehidupan bermasyarakat masih terbelenggu dengan norma-norma sosial yang menetapkan batasan-batasan tertentu, termasuk bahasannya terhadap seksualitas. Hal ini juga terkait dengan kurangnya pendidikan seksual yang sering dianggap sebagai suatu hal yang tabu, padahal dapat menjadi hak individu untuk mengetahuinya. Kebebasan berekspresi seharusnya dapat dimanfaatkan untuk memunculkan kesadaran dan pemahaman mengenai isu-isu penting ini. Dan apa yang diimajikan kedalam bentuk kebebasan tersebut sudah sepatutnya memiliki tanggung jawab kepada mereka yang membuat, menuliskan, hingga menggambarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Au. Urban Dictionary. (n.d.). Retrieved May 3, 2023, from https://www.urbandictionary.com/define.php?term=AU
Mediatama, G. (2022, January 24). Arti istilah Au Yang Kerap muncul di twitter? Simak Penjelasannya Berikut Ini. PT. Kontan Grahanusa Mediatama. Retrieved May 3, 2023, from https://www.momsmoney.id/news/arti-istilah-au-yang-kerap-muncul-di-twitter-simak-penjelasannya-berikut-ini
Muhammad, R. (2023, February 17). Review film dear david: Sebuah catatan tentang seksualitas remaja. Mommies Daily. Retrieved May 3, 2023, from https://mommiesdaily.com/2023/02/21/review-film-dear-david-sebuah-catatan-tentang-seksualitas-remaja
Nilawanti, L. (2021, November 3). (review) novel Dikta Dan Hukum Yang Sempat viral di internet - gramedia. Best Seller Gramedia. Retrieved May 3, 2023, from https://www.gramedia.com/best-seller/review-novel-dikta-dan-hukum/
Perkara film dear david, Joko Anwar: Film Tak Perlu Diberikan Beban Mendidik - Semua Halaman. CewekBanget. (n.d.). Retrieved April 11, 2023, from https://cewekbanget.grid.id/read/063691127/perkara-film-dear-david-joko-anwar-film-tak-perlu-diberikan-beban-mendidik?page=all
Comments
Post a Comment